Welcome

Welcome.. ^_^ This is my world...

Desember 09, 2011

FF: Still Love You

Woaa.. akhirnya FF pertama yang kubuat selesai juga.
Bercerita tentang cinta segitiga antara Hye Ri, Siwon, dan Jaejoong.
Jaejoong yang tak lain adalah teman hye Ri datang kedalam hubungan cinta yang sudah dirajut oleh Siwon dan Hye Ri. Bagaimana selanjutnya hubungan mereka dengan datangnya Jaejoong kesisi Hye Ri??



Title : Still Love You
Author : Cha Hye Ri
Cast : Choi Siwon (member Super Junior), Kim Jaejoong (member DBSK), Cha Hye Ri (author), Hyun Ae (author senior), Na Yoon & Eun Hwa (fiktif)
Disclaimer : Murni hasil dari imajinasi saya, yang terinspirasi dari sebuah mimpi dan film.
Genre : Romance (dewasa)

Still Love You

Bunga sakura yang bermekaran dimusim semi ini seolah paham dengan perasaan seorang namja paling populer, kaya dan keren dikampus dengan seorang yeoja yang biasa saja.
Entah apa yang dilihat Siwon dari Hye Ri. Dia sangat mengagumi yeoja itu. Hye Ri memang cantik, imut, dan ceria. Dia bersama Na Yoon dan Eun Hwa selalu menghabiskan waktu bersama.

-Hye Ri POV-

Aku masih ingat hari itu, hari yang paling membahagiakan bagiku. Hari yang paling hangat dari hari-hari lainnya di musim dingin ketika itu.

-flashback-

“Hye Ri-ah, saranghae… Jeongmal saranghae..” ucapnya.
Bumi terasa berhenti berputar ketika itu.
Yeoja mana yang rela melewatkan moment paling langka itu. Seorang namja paling populer, paling gagah, paling keren dikampus menyatakan cinta padaku didepan semua orang yang ada disitu, dan yeoja-yeoja lain yang selalu tak melepaskan pandangannya saat melihat Siwon.
“Nde??” aku masih terpaku, seolah itu hanya salah dengar.
Na Yoon daan Eun Hwa yang berada disampingku pun ikut menganga dibuatnya.
“Jeongmal saranghae Hye Ri-ah” dia mengulangi seolah aku tak mendengarnya tadi.
Aku masih saja terdiam.
Aku berbalik, “Na Yoon, cubit aku”
Tanpa di komando Na Yoon segera mencubit tanganku.
“Auw… Sakit…” ujarku meringis.
“Bukan mimpi ya?” lanjutku.
“Sepertinya bukan Hye Ri”, ucap Eun Hwa.
“Hye Ri-ah”, suara itu menambah gemuruh di dadaku.
Aku kembali berbalik menghadapnya, menatap matanya yang coklat. Yang terasa ditubuhku hanya panas, seolah api cintanya membakar tubuhku.
“Jinjayo?”, akhirnya aku bisa mengucapkan sesuatu.
“Tentu saja..”

-end flashback-

Sejak saat itu aku menjadi kekasih Siwon. 2 tahun sudah kami bersama. Ada-ada saja leluconnya yang membuatku semakin sayang padanya.
“Hye Ri-ah”
“Mmm..”
“Coba lihat orang itu”, ia menunjuk seseorang dengan gitar ditangannya.
“Jaejoong?”
“Ya. Kau mau tahu fakta tentangnya..?”
“Nde?”
“Kata orang dia selalu membiarkan tangannya tak dicuci setelah BAB. Hahaha…”, ucapnya sambil tertawa terbahak-bahak.
“Oppa, dia temanku. Kau masih saja membuat lelucon dengan orang-orang terdekatku sebagai bahannya”, ucapku cemberut.
“Mianhae chagiya” kemudian memcium pipiku dengan lembut.
Dia sangat tahu kalau aku akan tersipu malu bila dia menciumku saat cemberut.
Ku pukul dada bidangnya, walau ku tahu tidak akan membuatnya kesakitan. Akupun beringsut dalam pelukannya sambil senyum-senyum sendiri. J
Sikapnya yang seperti inilah yang membuatku tak ingin lepas darinya.

-Hyun Ae POV-

“Apa yang kau lakukan disini? Mengintip mereka pacaran lagi?”
Suara Jaejoong mengagetkanku.
“Jaejoong-ah, kenapa Siwon harus memilih Hye Ri bukan aku?”
“Berapa kali kau harus menanyakan itu padaku? Aku juga selalu bertanya, kenapa Hye Ri menerima cinta Siwon bukan cintaku?” ucap Jaejoong yang tak kalah cemburunya denganku.
Aku semakin cemberut.
“Sudahlah Hyun Ae-ah, kau bukan jodoh Siwon, jodohmu itu aku. Orang tua kita sudah setuju kan? Walaupun aku menerimamu dengan terpaksa”
“Aish kau ini… Kau kira aku tidak terpaksa menerima keputusan Appa kita berdua untuk menjodohkan kita?”
“Appa-ku lupa pakai kacamata waktu melihatmu”, dengan cueknya ia mengucapkan hal itu, membuat darahku naik.
“Jaejoong-ah!!!”, teriakku.
“Wae..??” teriaknya juga.
“Sudahlah Hyun Ae-ah, terima saja takdir kita berdua” lanjutnya.
“Anni.. Aku akan merebut Siwon dari Hye Ri”
“Andwae” ucapnya sambil berdiri. ”Hye Ri akan sakit hati, kasian dia. Aku tak mau melihatnya bersedih”, lanjutnya.
“Yang penting aku bahagia”, ucapku sambil berlalu meninggalkan Jaejoong.

-Jaejoong POV-

“Yang penting aku bahagia”, ucap Hyun Ae sebelum meninggalkanku.
Dasar anak itu, tak bisa kalau keinginannya tak tercapai.
Aku sebenarnya juga merasa tak dihargai oleh Hye Ri. Aku yang selama ini ada disampingnya. Aku yang mengisi hari-harinya. Tapi saat aku menyatakan cinta padanya, ternyata dia menolakku mentah-mentah.
“Hye Ri-ah, saranghaeyo..” dengusku.
“Oppa”, kudengar suara itu dikejauhan.
Hyun Ae.
Apa..?? Dia nekat mengganggu mereka berdua.
“Oppa, aku punya tugas melukis yang objeknya seorang laki-laki. Boleh aku melukismu?”, ku dengar Hyun Ae mengucapkan itu.
Ku dekati mereka, ku lihat Hye Ri mulai cemberut.
“Itu ada Jaejoong”, ucap Siwon sambil menunjukku.
Hyun Ae berpaling dan cemberut padaku.
“Dia sudah sering menjadi objek lukisku oppa, aku ingin sesuatu yang baru.”
“Baiklah, sebentar saja kan? Dimana lokasinya?”
“Disana saja”, kata Hyun Ae antusias.
“Oppa”, ucap Hye Ri sambil memegang tangan Siwon seolah tak ingin menyerahkannya pada Hyun Ae.
“Sebentar saja Hye Ri-ah, tunggu aku disini ya..”
“Nde..” ujar Hye Ri sambil tertunduk lesu.
Hyun Ae dan Siwon pun berlalu meninggalkan kami berdua.
Hening seketika. Suasana menjadi dingin diantara kami berdua.
“Hye Ri-ah, kau mau mendengarkan laguku?”, ucapku mencairkan suasana.
Seketika wajahnya sumringah mendengar ucapanku.
“Tentu, aku sudah lama tak mendengar suaramu”, ujarnya semangat.
“Tentu saja, kau menghabiskan waktumu dengan Siwon, sampai-sampai melupakanku”
“Mian chingu..”, ucapnya dengan kedua tangan terkantup didepan wajahnya seolah sangat memohon padaku.
“Tak masalah”
“Kau tetap baik seperti dulu” katanya lagi sambil melingkarkan tangannya keleherku.
Dadaku bergemuruh dibuatnya. Detak jantungku jadi tak beraturan.
“Ayo mulai”, katanya lagi yang membuyarkan lamunanku.
“Nde.”
Ku petik gitar dan bernyanyi.

I’ll Protect You - Kim Jaejoong

Nun teu godo neol bara boji mothae
Jichin chueoke heuryojin neoui mameul nan chatji mothae
Manhi ulgo jichyeo deo isang mothae
Saenggakhaedo neoreul bomyeon
Gwaenchaneul got gata

Jikyeo jugo siphon neoui jalmotdwin nappeun boreutdeul kkajido
Himdeun nal utge mandeuneun geoya
Jom himdeulgetjiman neol saranghae rago maldo halgeoya
Meonjeo nae phume oneun nal kkaji

Utji mothae useodo gieok mothae
Oneul harudo kkumcheoreom nunteumyeon sarajil got gateun
Neol bogodo gyeothae obneun got gata
Pyeohyeoni seothureun gabwa neol saranghagien

Jikyeo jugo siphon neoui jalmotdwin nappeun boreutdeul kkajido
Himdeun nal utge mandeuneun geoya
Jom himdeulgetjiman neol saranghae rago maldo halgeoya
Meonjeo nae phume oneun nal kkaji

-Hye Ri POV-

Ku hayati lagu yang dinyanyikan Jaejoong. Terasa sekali kesedihan dan kekecewaan dilagu itu.
“Mian Jaejoong-ah, kau tetap sahabatku, tak lebih”, ucapku dalam hati.
“Bagaimana?”
“Hmm..?”, ujarku kaget.
“Lagunya.. Bagaimana?”
“Bagus”, ujarku datar. “Buat siapa?” pertanyaan bodoh.
“Jangan buat dia sakit hati Hye Ri” ucapku dalam hati.
“Buat siapa?” dia balik bertanya sambil tertawa kecil.
“Wae..?”
Dia tersenyum, “untuk seseorang yang akan selalu ada dihatiku”, ucapnya sambil menatap mataku lekat.
Jantungku terasa berhenti saat dia menatapku seolah matanya ingin membunuhku.
“Mian Jaejoong-ah” ucapku lagi dalam hati.
Suasana menjadi dingin lagi.
“Mau mentraktirku es krim?”, ujarku mencairkan suasana.
“Selalu” katanya dengan senyum seperti biasa saat dia mengucapkan hal itu jika ku minta traktir olehnya.

-Jaejoong POV-

“Coklat 2 ahjussi”
“Nde.”
Aku senang Hye Ri minta traktir es krim lagi padaku. Itu artinya dia masih menganggapku sahabat, tidak lebih. Itulah yang menyakitkan. Tidak lebih dari sahabat.
Ku serahkan es krim coklat kesukaan kami berdua untuknya.
Kami menikmati es krim itu sambil berjalan keliling taman kampus. Sudah lama sekali kami tidak melakukan hal ini sejak dia bersama Siwon. Tertawa bersama, berjalan bersama. Inilah yang selalu kurindukan setiap saat. Tak ingin rasanya waktu berlalu begitu cepat saat bersamanya.
Kembali kupandangi wajah lembut disampingku.
“Ah..”
“Wae Jaejoong-ah?” ucapnya kaget.
“Es krim di….atas….bibirmu.” kataku sambil menunjukannya dibibirku.
“Oh..” tangannya menyapu bagian yang salah.
“Annio, sebelah sini…” terpaksa aku yang menyapunya dengan tanganku.
Lembut wajahnya terasa ditanganku, serasa tak ingin melepas tangan ini dari wajahnya.

-Siwon POV-

“Sudah oppa” ujarnya
“Akhirnya” kataku lega.
“Terima kasih oppa”, ucapnya sambil mencium bibirku.
“Hyun Ae-ah” teriakku “apa yang kau lakukan?”
“Mianhae oppa.. Aku sangat mencintaimu, aku tidak ingin melihatmu bersama wanita lain” ucapnya sambil terus memegangi tanganku.
“Andwae. Aku sudah punya Hye Ri”
Akupun pergi meninggalkannya dan kembali ketaman, Hye Ri menungguku.
“Hye Ri-ah”
Dia tidak ada. Kemana dia?
“Siwon-ah”, teriak HyunAe masih mengejarku.
“Jauhi aku”, kataku kasar.
“Hye Ri-ah, dimana kamu?”
Langkahku terhenti ketika melihat….melihat Hye Ri bersamanya. Bersama Jaejoong.
“Kurang ajar, kenapa dia menyentuh bibir Hye Ri ku?” dengusku.
“Yaa…”, teriakku. Ku raih tangan Jaejoong yang memegang bibir Hye Ri.
BUGK!!
“Oppa..” Hye Ri berteriak padaku setelah ku tonjok wajah Jaejoong.
“Jaejoong-ah, gwaenchana..?” ucap Hye Ri sambil memegang wajah Jaejoong.
“Hye Ri-ah, ayo kita pulang”, ku raih tangannya dan kutarik dia.
“Oppa..”
Tak peduli dengan dia yang berusaha melepas genggaman tanganku.
“Mian Hye Ri-ah” ucapku dalam hati.
“Oppa, kau menyakitiku. Tanganku sakit.”
“Masuk mobil”, kataku kasar padanya.
“Andwae..” dia berteriak padaku dan kemudian berlari meninggalkanku.
“Hye Ri-ah”
Ku kejar dia.
“Hye Ri-ah”
Aku dapat tangannya, ku raih, ku tarik dalam pelukanku. Ku peluk erat.
“Mianhae chagiya.. Aku tidak suka melihat kau bersama pria itu.
“Tapi tak usah menamparnya”
“Tak akan ku ulangi. Aku janji.”
Ku usap rambut berkilaunya.
“Saranghaeyo..”, lanjutku.

-Hye Ri POV-

Ku pandangi bintang lewat jendela kamarku.
Aku tak ingin peristiwa siang tadi terjadi. Siwon keterlaluan.
Jo molli hwimihejineun
Naye kkumeul barabomyo
Monghani soissotjyo
Ku dengar lagu Dreaming-nya Kim Soo Hyun mengalun dari handphoneku.
“Siapa yang menelpo malam-malam begini?”, batinku.
Jaejoong.
Nama itu yang tertulis dilayar.
“Annyeong haseo”, ucapku kemudian.
“Hye Ri-ah, gwaenchana?”, tanyanya diseberang sana.
“Seharusnya aku yang bertanya seperti itu Jaejoong-ah”
“Aku tidak apa-apa. Sudah biasa.”
“Syukurlah. Kau tidak akan minta ganti rugi padaku, kan?”
“Hahahaha…”
Jaejoong hanya tertawa dikejauhan sana membuatku ikut tertawa.
“Hye Ri-ah”
“Mmm..”
“Aku ingin menciummu”
Tut tut tut tut tut tut…
Sambungan diputus begitu saja oleh Jaejoong tanpa menunggu jawabanku.
“Apa maksudnya??”
Keesokan harinya…

-Siwon POV-

Meski kejadian kemarin siang masih membekas. Ku biarkan semua berlalu.
Ku tatap wajah kekasihku didepan sana. Masih seperti biasa. Ceria bersama Na Yoon dan Eun Hwa, teman tak terpisahkan.
Kedekati mereka.
“Ah, Siwon-ah, jangan lupa dating bersama Hye Ri ya..” ucap Na Yoon.
“Kemana?” tanyaku.
“Na Yoon mengadakan pesta ulang tahunnya malam ini. Kita semua diundang” jelas Hye Ri.
“Baiklah, kami akan datang” sambil ku raih pinggang Hye Ri agar mendekat padaku.
“Oke. Kami mau kekantin dulu ya..”, kata Eun Hwa sambil berlalu bersama Na Yoon meninggalkan kami.
Seperti biasa, kami berdua menyusuri koridor sebelum masuk kelas. Sekedar menghabiskan waktu berdua sebelum kuliah dimulai.
Malamnya..
Ku jemput Hye Ri dengan Lamborghini(merk mobil)-ku. Dia nampak anggun dengan gaun ungu muda yang dia pakai. Rambut panjangnya tetap tergerai, namun terlihat rapi. Semakin mempesona dengan hiasan bintang dirambutnya.
Ah… Aku semakin mencintainya…
Ku ulurkan tanganku, layaknya seorang pangeran yang menjemput permaisurinya dari istana.
Ku cium tangannya.
“Lamborghini ini siap mengantar Anda kepesta Tuan Putri” ucapku sambil membukakan pintu mobil.
Dia tersipu dan menciumku kemudian.
Mobil melaju melintasi kota dimalam hari. Sinar-sinar lampu jalanan kalah oleh sinar yang dipancarkan oleh permaisuriku malam ini.
“Kenapa kau senyum-senyum?”, kata-kata Hye Ri membuyarkan lamunanku.
“Kau sangat cantik malam ini. Saranghaeyo..”
Dia tersipu lagi, menundukan kepala seolah ingin menyembunyikan pipi merahnya. Ku raih tangannya, dan ku cium lagi. Pipinya semakin merah saja.
Sesampainya ditempat pesta. Sudah banyak yang hadir, tak terkecuali Jaejoong. Pria yang sangat ku benci.
“Kau mau minum chagiya..?”
“Boleh” ucapnya.
Dan akupun berlalu.

-Hye Ri POV-

Kami sampai di pesta Na Yoon setelah melewati perjalanan yang sangat panjang malam itu bagiku.
“Kau mau minum chagiya..?” tanya Siwon
“Boleh” kataku.
Dan diapun berlalu.
“Hye Ri-ah”, suara itu mengejutkanku.
Aku berbalik, “Jaejoong-ah”
“Dengan Siwon? Mana dia? Mau minum?” tanyanya bertubi-tubi sambil menyerahkan gelas padaku.
BUG!
“Ah..”
Siwon dengan sengaja menyenggol Jaejoong, sampai-sampai air dalam gelas menumpahi lengan bajunya.
“Oppa, apa yang kau lakukan?” sungutku pada Siwon.
“Aku tidak sengaja, mian..” dengan entengnya dia mengucapkan itu tanpa rasa bersalah sedikit pun.
“Tidak masalah, aku permisi ke toilet dulu”, ujar Jaejoong sambil berlalu.
“Mianhae Jaejoong-ah” kataku setengah berteriak.
“Kenapa kau yang minta maaf?”, sungut Siwon padaku.
“Kau tidak mau minta maaf padanya” rengutku.
“Kau selalu membelanya”, ucap Siwon kesal.
Dia meninggalkanku ditengah kerumunan.
Kenapa dia jadi kekanak-kanakan sekarang.
Tak terlihat lagi batang hidungnya, begitu cepat Siwon pergi.
“Hye Ri-ah”

-Jaejoong POV-

Sikap Siwon sangat kekanak-kanakan. Aku mengerti kalau dia cemburu. Tapi Hye Ri kan temanku. Aku lebih lama mengenal Hye Ri daripada dia. Hye Ri bukan hanya milik dia saja. Hye Ri juga milikku. Sahabat yang ku sayang.
Aku kembali ketengah pesta. Ku dapati Hye Ri sendirian ditengah kerumunan.
“Hye Ri-ah”, ucapku dari belakang.
“Oppa..?” dia berbalik.
“Aku Jaejoong, bukan Siwon”
“Oh, mian”
“Kemana Siwon?” kataku heran.
“Entahlah, dia marah padaku dan kemudian pergi” ucapnya sedih.
“Sudahlah lupakan saja dulu, mari kita bersenang-senang malam ini”
“Nde”, katanya lesu.
Kami berdua menuju meja yang terhidang segala jenis makanan diatasnya.
Langkah Hye Ri terhenti melihat Siwon mengajak Hyun Ae, mungkin berdansa. Wajahnya menjadi muram.
“Hye Ri-ah”, kataku sambil memegang pundaknya.
Ditepisnya tanganku.
Aku rasa Siwon melihatnya. Melihat kami berdua.
Benar saja, dia berdansa dengan Hyun Ae.
“Mesra sekali” batinku.
Pelan ku raih pinggang Hye Ri. dia tak menepis, malah menghadap padaku. Tanpa ada yang meminta, kamipun berdansa berdua.
Matanya sesekali tertuju pada Siwon dan Hyun Ae yang berdansa tak jauh dari kami.
Wajah Hye Ri berubah saat melihat Siwon.. Melihat Siwon mencium Hyun Ae mesra.
Aku tak tahu bagaimana perasaannya sekarang.
“Jaejoong-ah”
“Nde?”
“Kau ingin menciumku kan? Cium aku sekarang” katanya tiba-tiba.
“Mwo?”, aku terpaku mendengar perkataannya.
“Cium aku sekarang”
“Mwo?” masih tidak percaya dengan telingaku.
Ditariknya kepalaku mendekat. Dan… sesuatu yang lembut menyentuh bibirku. Kami berciuman. Aku masih tidak percaya.

-Siwon POV-

“Kau mau berdansa denganku?” tanyaku pada Hyun Ae.
“Tentu saja” ujarnya antusias.
Kami berdansa. Kulupakan kekesalanku pada Hye Ri untuk sementara.
Mereka masih berdua. Hye Ri dan Jaejoong, membuatku semakin kesal.
Mungkin mereka sedang menatap kami yang sedang berdansa.
“Ku cium saja Hyun Ae. Aku ingin melihat reaksi Hye Ri” batinku.
Ku daratkan ciumanku kebibir Hyun Ae.
Seketika dia kaku, mungkin tak percaya dengan yang kulakukan tadi.
Tetap kusunggingkan senyumku untuk Hyun Ae.
Ku lirik Hye Ri.
Apa…..?? Apa yang mereka lakukan?? Berciuman didepan mataku??
“Kurang ajar”, dengusku.
Dengan kesal kudekati mereka. Aku tak mungkin menampar Jaejoong lagi.
Ku tarik tangan Hye Ri menjauh dari si brengs** Jaejoong.
Di teras rumah Na Yoon ku marahi Hye Ri.
“Apa yang kau lakukan?” teriakku. Tak peduli dengan tamu yang lain.
“Kau sendiri, apa yang kau lakukan?” teriaknya tak kalah kesal denganku.
“Kau duluan yang mulai” lanjutnya.
Aku terdiam.
Matanya menatapku seolah ingin membunuhku hidup-hidup.
Dia kemudian berpaling dan meninggalkanku, meninggalkan pesta.
Entah apa yang ada dipikiranku sekarang. Kacau.

-Jaejoong POV-

Hye Ri. Dia pergi meninggalkan pesta. Ku kejar dia yang sudah berada ditepi jalan raya.
“Hye Ri-ah”, teriakku.
Dia berhenti, berbalik.
“Jaejoong-ah”, ucapnya lesu dengan wajah yang menahan kekecewan atau mungkin menahan tangis.
“Wae??”, tanyaku padanya yang kini tertunduk lesu menggigit bibir bawahnya.
“Gwaenchana??”, tanyaku lagi.
“Aku tidak apa-apa”, katanya sambil berbalik melanjutkan langkahnya yang tertunda.
“Mau ku antar pulang?”, kataku kemudian.
“Tidak usah” katanya tanpa berbalik memandangku.
“Hye Ri-ah. Bajuku tidak akan keberatan basah karena air matamu lagi” ujarku kemudian.
Dia berhenti. Memandangku. Berjalan kearahku. Dan…jatuh dalam pelukanku. Ku dekap dia yang sedang menangis.
“Jaejoong-ah”, ucapnya tersedu.
“Menangislah kalau itu membuatmu tenang”, kataku sambil mengelus lembut rambutnya.
“Kenapa ada orang yang tega menyakiti hati selembut ini” batinku.
Dia masih menangis. Mungkin kecewa atau mungkin merasa bersalah karena memperburuk keadaan dengan menciumku tadi.
“Mian Hye Ri-ah. Siwon akan berurusan denganku membuatmu seperti ini” batinku lagi.
Keesokan harinya…
Ku dapati Siwon dikantin kampus. Dengan wajah biasa saja seolah tak terjadi apa-apa tadi malam dia duduk santai menikmati kopi hangat itu.
“Yaa…” teriakku.
Dia menengadah menatapku dengan mata tajamnya. Seolah aku hanya berlalu saja, dia tidak menghiraukanku.
“Yaa” teriakku lagi. “Apa yang kau lakukan sampai membuat Hye Ri menangis tadi malam?” lanjutku.
Dia kembali menatapku.
“Tsshh… Kau mengatakan itu padaku seolah kau tidak tahu apa-apa” ucapnya sinis.
“Aku tau, aku salah sudah berusaha merebut perhatian Hye Ri darimu. Tapi percayalah, Hye Ri hanya mencintaimu. Tak ada sedikitpun rasanya untukku”
“Lalu kenapa dia menciummu?”
“Mungkin dia terlalu cemburu padamu. Kau tahu, aku cemburu setiap melihat kau mesra dengan Hye Ri. mungkin itu yang Hye Ri rasakan. Hatimu panas kan melihat Hye Ri ku cium? Begitu juga perasaan Hye Ri sat melihat kau mencium Hyun Ae”
Seketika dia terdiam.
“Jangan pernah sakiti Hye Ri lagi. Aku akan ada disana saat kau menyakiti Hye Ri” ucapku, dan kemudian berlalu meninggalkan Siwon.

-Siwon POV-

“Jangan pernah sakiti Hye Ri lagi. Aku akan ada disana saat kau menyakiti Hye Ri” ucapnya sebelum meninggalkanku.
“Mianhae Hye Ri-ah, semua memang salahku” batinku.
Ku ambil handphoneku, berusaha menelpon Hye Ri. Sekali, dua kali ku coba, tak ada sahutan. Tak ada jawaban.
“Hye Ri-ah, mianhae…” batinku
Ku kirim pesan singkat untuknya.
Mianhae Hye Ri-ah…
Aku memang salah..
Mianhae.. jeongmal mianhae…
Beberapa menit, tak ada jawaban.

Hari ke-1
Dia tidak ada dikampus. Ku coba menelponnya lagi, tak juga diangkat.
“Na Yoon-ah, kemana Hye Ri-ah?” tanyaku ketika berpapasan dengannya.
“Aku tidak tahu Siwon-ah” jawabnya yang membuatku kecewa.
Aku kerumahnya.
“Ahjussi… Hye Ri??”
“Mian Siwon-ah, dia tidak mau bertemu denganmu”.
Kata-kata appa Hye Ri sangat membuatku kecewa.
“Harus seperti apa aku, agar kau memaafkanku Hye Ri-ah?” batinku.
Ku kirim lagi pesan singkat untuknya.
Mianhae Hye Ri-ah…
Apa yang harus ku lakukan agar kau mau memaafkanku?
Apa saja akan ku lakukan…
Tetap tak ada jawaban.

Hari ke-2
Ku tunggu dia di depan jendela kamarnya.
Ku petik gitar dan bernyanyi.

You Wouldn’t Answer My Call – 2am

Eolmana
Eolmana shireohal ji almyeonseodo
Eegut bakgae hal gae eopda
Neo.ae jip apaeseo
Halileopsi neoreul gidarineun il

Amuri
Amuri na bichamhaedo
Neohreul ilneun geotbodan
Ileul gae eopseose gateun gosaeseo
Neo ae jip apaeseo gidarinda

Imi junhwal badji anneun neo aegae
Nareul boryeojocha anneun neo aegae
Amuri bileodo yongseoreul guhaedo
Soyong eopneun ilira haedo

Neo.ae jip apae seoseo gidarinda
Nareur bonchejocha haji anado
Machi cheoeum bohn saramcheoreom nal jinachyeohdo
Mianhadaneun nae hanmadil deuleojul ddaekkaji

Ku lihat dia mendekat kejendela.
Ku sunggingkan senyum untuknya. Tapi apa yang ku dapat?
Dia menutup tirai jendela kamarnya.
Kembali membuatku tertunduk lesu.

Hari ke-3
“Mungkin Hye Ri tidak mau melihatku dulu” ucapku dalam hati.
Ku lihat dia ditaman kampus. Aku berdiri, bersembunyi tak jauh darinya.
Seorang anak kecil yang kebetulan lewat ku minta menyerahkan sebuah permen dan sebuah kartu ucapan maaf untuknya.
“Eounnie…” kata anak kecil itu dikejauhan.
“Ini untuk eounnie..” lanjutnya.
“Gomaweo” ucapnya sambil tersenyum. Senyum yang sudah lama tak ku lihat.
“Dari siappa?” tanyanya kemudian.
“Tidak tahu” ucap anak kecil itu polos dan berlalu meninggalkan Hye Ri.
Dibukanya kartu itu.
Mianhae Hye Ri-ah..
Jeongmal mianhae…
-Siwon-
Tak ku sangka permen dan kartu itu dibuang begitu saja ke tong sampah.
Kembali aku tertunduk lesu.

Hari ke-4
Kembali aku kerumahnya.
Ku minta lagi anak kecil yang lewat untuk menyerahkan sekotak coklat dan sebuah kartu ucapan maaf lagi.
“Noona..” ucap anak laki-laki itu.
“Titipan untukmu” lanjutnya.
Dibukanya kotak coklat itu. Dia tersenyum lagi.
Kartu ucapan maafku dibaca.
Jeongmal mianhae Hye Ri-ah…
Apa yang harus ku lakukan
agar kau memaafkanku?
-Siwon-
Seperti kemarin, hanya dibuang ke tong sampah.

Hari ke-5
“Eounnie… titipan untukmu” ucap anak kecil itu yang ku minta menyerahkan sebuah boneka beruang dan sebuah kartu untuk Hye Ri. Lagi.
Dibukanya kartu itu.
Hye Ri-ah…
Mianhae…
Jeongmal mianhae..
I still love you..
Saranghae..
-Siwon-
“Pasti dibuang lagi” batinku.
Dia menatap anak kecil itu, dan menulis sesuatu dibalik kartu. Diserahkannya kemabali pada anak kecil itu yang kemudian berlari ketempatku bersembunyi.
“Oppa.. ini untukmu, dan boneka ini diberikan eounnie untukku”, ucapnya polos.
“Nde. Ambillah” kataku. Dan dia pun pergi.
Ku buka kartu yang diberikannya.
Datanglah ke Crystal Café
Pukul 12.00 siang ini.
-Hye Ri-
“Akhirnya”, ucapku girang.
Pukul 11.45 siang…
12 kurang 15 menit aku sudah berada di café yang disebutkan Hye Ri. Aku menunggu dengan gelisah. Pintu masuk tak lepas dari pandanganku.
Menunggu membuatku gila.
Hye Ri. Itu dia. Aku berdiri menyambutnya, dan kami berdua pun duduk.
Suasana masih canggung. Aku tak berani membuka pembicaraan.
Kami hanya saling menatap. Aku menatapnya yang tanpa senyum. Hatiku kecewa.
“Aku bosan” ucapnya mengagetkanku.
“Nde??”
“Aku bosan terus kau ganggu” lanjutnya.
“Lalu apa yang harus aku lakukan?? Aku benar-benar menyesal Hye Ri-ah. Aku memang salah. Mianhaeyo.. Jeongmal mianhae..” ucapku panjang lebar.
“Jauhi Hyun Ae..”
“Mwo?”, ucapannya membuatku kaget.
“Kau tidak bisa?”
“Andwae” jawabku cepat. “Aku bisa” lanjutku.
“Jinjayo??”
“Nde. Tapi kau juga harus jauhi Jaejoong” lanjutku tak mau kalah.
“Arraseo”
Kembali kami terdiam. Ku tatap lekat wajahnya yang menerawang kearah luar. Aku rindu wajah ini.
“Kau ingat hari itu?” ucapku kemudian.
“Mwo??”
“Kau lari saat melihatku” lanjutku.
“Oppa..” ucapnya cemberut. “Kau sangat aneh waktu itu, kau seperti ingin memakanku. Lari menabrak semua orang yang menghalangi jalanmu. Kau seperti singa saat itu. Membuatku takut”, lanjutnya panjang lebar.
“Haha… Aku ingin mengajakmu nonton waktu itu. Ternyata kau lari. Membuatku kecewa” ucapku.
“Mianhae”
“Tak masalah” ucapku tersenyum.
“Jadi… Kau mau memaafkanku chagiya?” tanyaku kemudian.
“Ye..”
Hah, ucapannya membuatku lega.
“Tapi…” lanjutnya yang mengagetkanku.
“Kau lihat diluar sana?” lanjutnya lagi.
“Nde.”
“Katakan pada mereka semua kalau kau mencintaiku”
“Arraseo..” ucapku cepat.
Aku berdiiri. Mata Hye Ri membulat. Sepertinya terkejut aku menyetujui permintaannya.
“Oppa..” katanya sambil menarik tanganku.
“Oppa tidak usah..” lanjutnya panik.
Pipinya nampak merah. Aku mengedipkan mata padanya, lalu menghadap pengunjung taman.
“Annyeong haseo noona-noona, ahjumma, ahjussi, semua orang yang ada di taman ini mohon perhatiannya” teriakku. Beberapa memandang heran.
“Oppa..” ucap Hye Ri yang masih berusaha melarangku, menarik tanganku.
“Aku ingin membuktikan pada seseorang bahwa aku masih mencintainya. Kekasihku, Hye Ri-ah” kupandang dia.
Dia tampak canggung dan malu. Rona merah sudah menjalar hingga telinganya.
“Hye Ri-ah” kataku nyaring. “Saranghae.. neomu neomu saranghae. Maukah kau memaafkanku?” lanjutku sambil berlutut dihadapannya.
Di tatapnya semua orang yang ada disitu.
“Nde oppa..” ucapnya lembut.
Gemuruh tepuk tangan membuatnya tersipu malu.
Ku peluk dia.
“Saranghae Hye Ri-ah” bisikku.
“I still love you” lanjutku.

-end Still Love You-

2 komentar:

  1. hihihi....
    bikin senyam.senyum sendiri pas bacanya...^^

    BalasHapus
  2. hayoo lagi bayangin apa sampe senyam senyum...
    #ngerling curiga..

    BalasHapus